Suatu sore menjelang akhir Ramadhan majikan laki menghampiri gue. "Es, kita buka puasa diluar nyok."
"Saya Tuan." jawab gue khidmat.
"Kalo gitu buruan dah elu siap-siap." kata majikan laki.
Akhirnya berangkat lah gue, majikan laki dan dua anak singkong. Sementara majikan cewe au ah gelap.
Sampai disana suasana ramai bukan buatan, mungkin karena resto baru buka, pas tanggal merah juga dan juga mau jam buka puasa. Nyaris tidak ada tempat kosong.
"Saya Tuan." jawab gue khidmat.
"Kalo gitu buruan dah elu siap-siap." kata majikan laki.
Akhirnya berangkat lah gue, majikan laki dan dua anak singkong. Sementara majikan cewe au ah gelap.
Sampai disana suasana ramai bukan buatan, mungkin karena resto baru buka, pas tanggal merah juga dan juga mau jam buka puasa. Nyaris tidak ada tempat kosong.
Akhirnya gue dapet di ruang meeting, ruang tertutup bersama dengan 14 orang pengunjung lainnya.
Lokasinya berada di Jalan Raya Serpong, kalo elu dari arah BSD menuju Bunderan Alam Sutra lokasinya ada di sebelah kiri setelah RS As Shobirin.
Oya dulu lokasi ini dipakai oleh Gado-gado Boplo, gue juga pernah makan di sini sama majikan yang lama. Setelah tutup sekian lama akhirnya dibuka lagi dengan nama Bumi Sampireun. Tampilan fontnya sama dengan Resto Telaga Sampireun di Lingkar Luar Rawa Buaya Jakbar. Apakah masih satu pemilik? Biarkan Google yang menjawabnya.
Lokasinya berada di Jalan Raya Serpong, kalo elu dari arah BSD menuju Bunderan Alam Sutra lokasinya ada di sebelah kiri setelah RS As Shobirin.
Oya dulu lokasi ini dipakai oleh Gado-gado Boplo, gue juga pernah makan di sini sama majikan yang lama. Setelah tutup sekian lama akhirnya dibuka lagi dengan nama Bumi Sampireun. Tampilan fontnya sama dengan Resto Telaga Sampireun di Lingkar Luar Rawa Buaya Jakbar. Apakah masih satu pemilik? Biarkan Google yang menjawabnya.
Es Teler Telaga Sampireun
Menu pertama yang datang setelah hampir 20 menit menunggu. Terdiri dari alpukat, cendol, kelapa dan serutan es yang diguyur pake sirup merah. Rasa enggak terlalu manis. Enggak istimewa.
Ketan bakar durian
Karena azan magrib sudah berkumandang sesaat setelah membatalkan puasa gue bergegas naik ke lantai dua untuk sholat maghrib. Setelah sholat menu kedua datang, terdiri dari dua potong uli bakar yang disiram kuah durian. Uli bakarnya empuk saat dicaplok ada rasa asam berpadu dengan kuah duren yang manis. Biasanya uli yang digoreng atau dibakar akan mengeras, tapi pada hidangan ini semuanya empuk. Inilah hidangan dari Bumi Sampireun yang bisa dibanggakan menurut gue. Sehingga bisa termakan habis.
Es pisang ijo
Berbarengan dengan uli bakar datanglah si hijau ini. Berbahan utama pisang yang digulung dalam adonan hijau serta tambahan bubur sum-sum kemudian kuah santan dan sirop merah.
Pisangnya berasa asem sementara kuah merahnya kurang manis jadi rasanya antiklimaks gitu.
Patin bakar kecap
Menu diatas gue enggak bisa review rasanya karena gue enggak makan ikan.
Oya menu disini enggak selalu berikut sambel ya, alias sambelnya elu beli sendiri.
Jagung telur asin
Ini yang gue pilih saat majikan laki nanya "Mau pesen apa lu, Es?" Karena belum ada menu gorengan dan gue kepengen makanan yang belum pernah gue makan sebelumnya.
Butirannya seperti kacang telur. But where's the asin? I dont know. Mungkin karena rasanya asin jadi namanya itu. Pake telor ayam atau bebek Es? Gak tau.
Rasanya seperti rontokan bakwan jagung.
Soto Ayam
Berhubung sekalian makan malam dan anak singkong A dan Anak singkong B ikut maka harus ada menu berkuah serta tidak pedas untuk mereka dan gue enggak boleh egois.
Diletakkan diatas panci, porsinya cukup besar. Rasanya ringan lezat dan cukup asam sehingga elu enggak perlu menambahkan jeruk nipis lagi bleh.
Dipadu dengan nasi putih klop dah. Meski rasa sesak cukup membuncah karena makan di restoran mahal pun masih harus ketemu soto.
Mungkin karena pas waktu buka puasa dan saat itu restoran penuh banget, pelayan pun pada super sibuk dan mungkin kelupaan. Soto yang dipesan majikan pun datang tanpa pelengkap seperti sambal, kecap dan jeruk nipis.
Majikan pun nanya "Mas ini sotonya dapet sambel atau harus beli lagi?"
Gak lama pelayan datang lagi sambil bawa emping, sambel dan jeruk purut. "Ini sudah sekalian menunya." Ucap pelayan.
Suasana di balkon lantai dua
Ini bon makan gue bleh, semua yang gue tulis disini adalah pengalaman pribadi dan tidak ada maksud menjelek2an. Sepanjang jalan pulang majikan laki tiada henti-hentinya ngoceh review rasa masakan di restoran tadi. Tadi menjelang tengah malam semua kicauan itu terhenti setelah gue membiarkan majikan laki bersenang-senang diatas tubuh gue.
Comments
Post a Comment