Bendera

Tanggal 17 Agustus seharusnya dirayakan atau minimal memperingati, ya seengaknya megingat lah usaha luar biasa dari para pejuang kita sehingga kita bisa bebas ngapain aja hingga detik ini.

Ide buat nulis ini sebenernye udah dari bertaun-taun yang lalu bleh, contoh kecilnya gue ambil dari sebuah cluster perumahan. Foto ini diambil tanggal 13 atau 14 agustus, tidak seperti perumahan tepat di depan cluster tersebut atau di perumahan dan kampung lainnya yang mulai berhias untuk menyambut hari kemerdekaan tidak ada aktivitas untuk menyambut 17an.


Cluster ini mayoritas diisi oleh orang2 yang bekerja atau berhubungan dengan sekolah yang terletak selemparan batu dari perumahan ini. Mereka memelihara janggut dan bercelana diatas mata kaki.
Diluar pintu pagar ini ada musholla milik warga perumahan pada saat waktu shalat tiba mereka keluar dan shala bersama warga sekitar tapi hanya satu atau dua yang bertegur sapa dengan warga sekitar.

Ini yang gue bingung mereka seperti hidup dengan dunianya sendiri enggak perduli dengan warga sekitar. Setiap lewat depan rumah gue mereka yang bermobil kaca selalu tertutup dan boro2 bilang permisi. 

Saat perjalanan ke musholla gue pernah berjabat tangan dan mengucapkan salam pada mereka tapi enggak terdengar sahutan. Di depan rumah gue juga ada yang pengontrak rumah sekeluarga dengan empat anak, setiap hari rumah itu gak pernah terlihat terbuka, paling anak lelaki tertua umur sekitar 12 tahun yang keluar pada saat sholat mereka menghindari interaksi dengan orang yang bukan berasal dari kalangannya. 

Entah apa yang ada di pikiran orang-orang seperti ini, apakah ada larangan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang bukan dari kalangan mereka? Gak tau, tapi gue pernah sholat ied di sekolah tersebut setelah sholat si imam dalam khutbahnya berkata: "Demi Allah, enggak ada eksklusif-eksklusifan. Bergaul ya begaul aja..."

Satu hal yang gue salut sama orang-orang ini bleh, saat didapuk jadi imam sholat mereka enggak ada yang baca Juz Amma. Baca sih tapi paling pendek Al Buruj atau Al Ghasyiyah. Lu apal kedua surah itu bleh? Kalo gua sih kagak! Ngoahahaha....
 Begitu juga dengan anak laki2nya mereka sholat dengan begitu  fokus khusyu nya, bagai anak panah yang dilepaskan. Killer
Saat musholla mengadakan pembangunan dan kami para para warga sekitar bergotong royong tak ada satupun dari mereka yang datang membantu. Tapi pada saat azan berkumandang mereka keluar, shalat berjamaah di musholla, begitu selesai mereka kembali lagi lagi ke alamnya masing2. Tak ada interaksi, tegur sapa dan jabat tangan hanya terjadi di kalangan mereka.
Ingin gue ngobrol sama orang2 ini, pengen tau apa pendapat mereka tentang republik indonesia? Apakah mereka merasa mereka anak indonesia?
Ya sih gue tau kalau mengibarkan bendera merah putih itu enggak ada tuntuntannya dalam Islam. Tapi apakah itu merupakan perbuatan sia-sia atau makruh? Apakah bila belum merdeka mereka bisa berdakwah dan beribadah dengan tenang kalau belum merdeka?


Comments