Tulisan ini bermula dari gue lihat berita tentang anak yatim beberapa hari yang lalu di teve yang otomatis memutar ingatan gue akan masa yang pernah gue alami.
Berita yang gue liat di tipi kira2 begini, suatu hari datanglah dua orang bocah ke sebuah bengkel di kawasan Yogyakarta karena ban sepedanya kempes. Oleh si empunya bengkel sembari menunggu sepedanya diperbaiki kedua bocah ini ditinggal si empunya bengkel ke dalam. Begitu balik lagi si pemilik bengkel ngerasa ada yang aneh di balik baju seorang bocah. Nah bener kan, tu tukang bengkel nemuin onderdil motor colongan dibalik baju tu bocah.
Sudah pasti si tukang bengkel sangat marah hingga terjadi dialog:
"Kok elu nyolong?"
"Maap pa enggak sengaja."
"Gue bilangin orang tu lu ya."
"Jangan pa jangan. Ntar saya dimarahin sama tua saya. Jangan pa."
"Halah, biar orangtua elu tau kelakuan elu."
"Jangan pa, maaf pa, kasihan."
"Ya udah sekarang elu pilih, mau gue aduin ke orang tua elu atau elu siram pala elu sendiri pake oli bekas?"
"Saya pilih siram pala saya pake oli bekas dah pa."
"Ya udah sono!"
"Kok elu nyolong?"
"Maap pa enggak sengaja."
"Gue bilangin orang tu lu ya."
"Jangan pa jangan. Ntar saya dimarahin sama tua saya. Jangan pa."
"Halah, biar orangtua elu tau kelakuan elu."
"Jangan pa, maaf pa, kasihan."
"Ya udah sekarang elu pilih, mau gue aduin ke orang tua elu atau elu siram pala elu sendiri pake oli bekas?"
"Saya pilih siram pala saya pake oli bekas dah pa."
"Ya udah sono!"
Dan dengan disaksikan warga sekitar si bocah maling menyiram kepalanya dengan oli bekas. Belakangan foto2 kejadian itu menyebar kemana-mana, serta akhirnya ketahuan pulalah kalo si bocah maling itu adalah anak yatim piatu.
Si tukang bengkel mendapat kritikan keras atas aksinya itu. Padahal gue yakin apa yang dilakukannya sekedar ngasih pelajaran si bocah maling biar gak ngulangin perbuatannya lagi dan si bocah sepertinya ini bukan kasus nyolong yang pertama buat dia. Tak tahan dengan tekanan akhirnya si tukang bengkel bersama pihak kepolisian mengadakan silaturahmi ke keluarga si bocah tak lupa memberikan santunan dan ditutup dengan jumpa pers pernyataan minta maaf.
******
Laki gue juga pernah cerita Saat SD antara tahun 1988 sampe 1992 die punya temen sekelas namanya Muhidin alias Panjul. Panjul ini anak yatim piatu juga tapi tengilnya gak ketulungan. Saat jam pelajaran dan ibu guru sedang keluar kelas sebentar, secara bisik2 Panjul didampingi beberapa teman memanggil anak lelaki lain satu per satu, anak itu disuruh duduk disampingnya dan diminta untuk memelorotkan celananya untuk dilihat kontol anak ini besar apa enggak, dan yang kontolnya paling kecil harus terima nasib dijadikan bahan ledekan anak-anak lainnya. Woi kontol kecil woi! haha.
Suatu saat pernah hampir tiba giliran laki gue dipanggil untuk nunjukin kontolnya, Saat teman sebangkunya sedang dipanggil 'menghadap' Panjul. Laki gue punya firasat bahwa waktunya gak lama lagi, disela mencatat pelajaran laki gue membuka resleting celananya, mengeluarkan kontol, mengocok-kocok sampai memutar ke kiri dan kanan agar si kontol mau bangun sedikit agar ia terhindar dari panggilan aib diatas. "Es, sini luh.." panggil Panjul. "Nah bener kan." Batin laki gue. Laki gue pun segera berdiri. Baru hendak melangkah tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuklah ibu guru. "Selamet selamet.." kata laki gue lega.
Kejadian kedua saat kelas lima, guru kelas saat itu Pak Zanuri sedang sakit sehingga berhalangan hadir. Oleh Ibu Tatik guru pengganti anak-anak diberi tugas untuk menuliskan dua puluh nama pahlawan beserta darimana ia berasal. Setiap anak berusaha mengerjakan tugas itu sendiri terkecuali Panjul, ia tingak-tinguk kiri kanan cari bantuan. Karena kebetulan sedang sebangku sama laki gue praktis Panjul dengan santainya nyontek kerjaan laki gue. Gak rela jerih payahnya dijiplak gitu aja laki gue melarang. Panjul yang ngerasa keinginannya gak diikuti jadi naik pitam.
"Wei mau jadi jagoan lu? Jadi jagoan jangan disini!" teriak Panjul berulang-ulang. Suara keras Panjul mengundang anak2 lain mendekat untuk cari tahu.
"Jangan lu, kesian lu anak yatim." begitu tanggapan anak-anak begitu tahu duduk perkara yang sebenarnya.
"Ini anak mau jadi jagoan, mulai sekarang kite jangan temenin die!" sabda Panjul. "Setuju!" Anak-anak lain mengamini. Dan begitulah nasib, sejak saat itu hingga beberapa waktu lamanya laki gue dengan terpaksa menerima hukuman dikucilkan dari masyarakat karena mempertahankan idealismenya.
Kejadian keempat di kelas enam, suatu saat Harry mengadakan pesta ulang tahun dirumahnya, dan yang dipanggil terbatas hanya beberapa orang teman dekat termasuk Mira alias Bacin cewek kutilang darat yang ditaksir Panjul. Meskipun pesta rahasia tak urung tersebar juga, dua hari kemudian saat sore menjelang les tambahan Harry diseret ke toilet murid, didalam ia diinterogasi sambil dipukuli dan dijejelin tai. Intinya Panjul marah kenapa ia gak diundang. Laki gue melihat ada beberapa anak di luar toilet malah nyamperin, ikutan nongkong sama anak-anak diluar sementara dia sama sekali gak tau apa yang terjadi di dalam. Oh alangkah bodohnya laki gue.
Enggak terima dengan kejadian yang menimpa anaknya, esoknya nyokapnya Harry datang ke sekolah mengadukan kejadian yang menimpa anaknya ke Pak Sodri guru kelas. Seluruh anak yang ada di tkp kena kasus, diberi hukuman termasuk si goblok laki gue yang gak tau apa-apa.
Kejadian kelima saat selesai testing laki gue sama beberapa orang berinisiatif mengadakan acara kemping di sekolah. Panjul diajak gak? Silahkan elu tebak sendiri. Malamnya tiba-tiba dikejutkan oleh gedoran pintu kelas, kita semua kaget, begitu pintu dibuka ternyata Panjul sedang berkacak pinggang, ditemani Maman dan Poni. Dua nama terakhir adalah kakak kelas yang saat itu sudah jadi alumni. Panjul marah besar dan mengancam mengobrak-abrik semua peralatan kita. Anak-anak lain cuma cuek mungkin mulai muak sama kelakuan Panjul. Sadar bahwa titahnya enggak lagi manjur gak lama doi hilang ditelan kegelapan malam.
Panjul juga disinyalir berada dibelakang berbagai kejadian pilu yang menimpa bocah malang Pras hanya karena ia beragama kristen. Maaf yang ini gue enggak sanggup ceritain.
Suatu saat pernah hampir tiba giliran laki gue dipanggil untuk nunjukin kontolnya, Saat teman sebangkunya sedang dipanggil 'menghadap' Panjul. Laki gue punya firasat bahwa waktunya gak lama lagi, disela mencatat pelajaran laki gue membuka resleting celananya, mengeluarkan kontol, mengocok-kocok sampai memutar ke kiri dan kanan agar si kontol mau bangun sedikit agar ia terhindar dari panggilan aib diatas. "Es, sini luh.." panggil Panjul. "Nah bener kan." Batin laki gue. Laki gue pun segera berdiri. Baru hendak melangkah tiba-tiba pintu kelas terbuka dan masuklah ibu guru. "Selamet selamet.." kata laki gue lega.
Kejadian kedua saat kelas lima, guru kelas saat itu Pak Zanuri sedang sakit sehingga berhalangan hadir. Oleh Ibu Tatik guru pengganti anak-anak diberi tugas untuk menuliskan dua puluh nama pahlawan beserta darimana ia berasal. Setiap anak berusaha mengerjakan tugas itu sendiri terkecuali Panjul, ia tingak-tinguk kiri kanan cari bantuan. Karena kebetulan sedang sebangku sama laki gue praktis Panjul dengan santainya nyontek kerjaan laki gue. Gak rela jerih payahnya dijiplak gitu aja laki gue melarang. Panjul yang ngerasa keinginannya gak diikuti jadi naik pitam.
"Wei mau jadi jagoan lu? Jadi jagoan jangan disini!" teriak Panjul berulang-ulang. Suara keras Panjul mengundang anak2 lain mendekat untuk cari tahu.
"Jangan lu, kesian lu anak yatim." begitu tanggapan anak-anak begitu tahu duduk perkara yang sebenarnya.
"Ini anak mau jadi jagoan, mulai sekarang kite jangan temenin die!" sabda Panjul. "Setuju!" Anak-anak lain mengamini. Dan begitulah nasib, sejak saat itu hingga beberapa waktu lamanya laki gue dengan terpaksa menerima hukuman dikucilkan dari masyarakat karena mempertahankan idealismenya.
Kejadian keempat di kelas enam, suatu saat Harry mengadakan pesta ulang tahun dirumahnya, dan yang dipanggil terbatas hanya beberapa orang teman dekat termasuk Mira alias Bacin cewek kutilang darat yang ditaksir Panjul. Meskipun pesta rahasia tak urung tersebar juga, dua hari kemudian saat sore menjelang les tambahan Harry diseret ke toilet murid, didalam ia diinterogasi sambil dipukuli dan dijejelin tai. Intinya Panjul marah kenapa ia gak diundang. Laki gue melihat ada beberapa anak di luar toilet malah nyamperin, ikutan nongkong sama anak-anak diluar sementara dia sama sekali gak tau apa yang terjadi di dalam. Oh alangkah bodohnya laki gue.
Enggak terima dengan kejadian yang menimpa anaknya, esoknya nyokapnya Harry datang ke sekolah mengadukan kejadian yang menimpa anaknya ke Pak Sodri guru kelas. Seluruh anak yang ada di tkp kena kasus, diberi hukuman termasuk si goblok laki gue yang gak tau apa-apa.
Kejadian kelima saat selesai testing laki gue sama beberapa orang berinisiatif mengadakan acara kemping di sekolah. Panjul diajak gak? Silahkan elu tebak sendiri. Malamnya tiba-tiba dikejutkan oleh gedoran pintu kelas, kita semua kaget, begitu pintu dibuka ternyata Panjul sedang berkacak pinggang, ditemani Maman dan Poni. Dua nama terakhir adalah kakak kelas yang saat itu sudah jadi alumni. Panjul marah besar dan mengancam mengobrak-abrik semua peralatan kita. Anak-anak lain cuma cuek mungkin mulai muak sama kelakuan Panjul. Sadar bahwa titahnya enggak lagi manjur gak lama doi hilang ditelan kegelapan malam.
Panjul juga disinyalir berada dibelakang berbagai kejadian pilu yang menimpa bocah malang Pras hanya karena ia beragama kristen. Maaf yang ini gue enggak sanggup ceritain.
Mungkin karena dia yatim jadi tiap ada apa2 dikit selalu dibelain dengan kata2 sakti "Jangan lu kesian. Dia kan anak yatim." Meskipun dia salah tetap di bela. Mungkin karena dia selalu dibela seperti itu membuat jiwa tengilnya tumbuh subur. Dan dengan predikat itulah Panjul bisa bergaul dengan anak2 jagoan lainnya serta diangkat jadi ketua gank untuk kemudian melakukan apapun yang dia suka. Right or wrong he is yateem!
99,9% Kisah diatas adalah nyata dan pernah terjadi.
******
Berpuluh tahun kemudian gue berpartner dengan Karmus, pengusaha batu api. Gue mengeluhkan kenapa setoran batu api belakangan ini sering terlambat. Akhirnya Karmus cerita kalau ia baru saja ditinggal dua karyawannya sekaligus. Salah satunya adalah seorang anak yatim. Anak ini kelewat males, hitung-hitungan dan punya nya resign dalam beberapa hari.
"Mungkin karena dia yatim sejak kecil, kebiasaan dikasih sehingga jadi males gitu, padahal gaji dari gue jauh lebih besar daripada die kerja di tukang aer isi ulang dulu". Kata Karmus dengan tatapan menerawang.
Bleh, gue bukan ingin menjelek-jelekan anak yatim, atau pukul rata kalau semua anak yatim begitu atau tidak simpati atas penderitaan mereka yang ditinggal pergi orang tuanya sejak kecil. Sama sekali tidak bleh. Gue cuma menceritakan sisi lain anak yatim, jangan seperti macan kebon binatang tiap makan dikasih mulu lama2 lupa gimana caranya cari makan. Bahwa ngasih mulu ada efek negatifnya yaitu bikin orang keenakan dan males, iya sih memang kita niatin sedekah. Saat ini gue juga jadi donatur tetap anak yatim yang masih tetangga gue. Gue juga enggak bisa membayangkan kalau gue yang jadi anak yatim atau gue yang mati duluan meninggalkan anak-anak gue alias anak gue jadi yatim. Ide gue menulis ini muncul setelah gue lihat kisah tukang bengkel di Yogya. Apalagi islam mengajarkan kita untuk mencintai anak yatim, dan banyak hadist nabi yang mengajarkan betapa istimewanya anak yatim.
Akhirul kata gue mohon maaf, yang benar datangnya dari Allah, kalau ada yang salah itu datangnya dari gue. Sampai jumpa di tulisan gue lainnya. Wassalamualaykum....
"Mungkin karena dia yatim sejak kecil, kebiasaan dikasih sehingga jadi males gitu, padahal gaji dari gue jauh lebih besar daripada die kerja di tukang aer isi ulang dulu". Kata Karmus dengan tatapan menerawang.
Bleh, gue bukan ingin menjelek-jelekan anak yatim, atau pukul rata kalau semua anak yatim begitu atau tidak simpati atas penderitaan mereka yang ditinggal pergi orang tuanya sejak kecil. Sama sekali tidak bleh. Gue cuma menceritakan sisi lain anak yatim, jangan seperti macan kebon binatang tiap makan dikasih mulu lama2 lupa gimana caranya cari makan. Bahwa ngasih mulu ada efek negatifnya yaitu bikin orang keenakan dan males, iya sih memang kita niatin sedekah. Saat ini gue juga jadi donatur tetap anak yatim yang masih tetangga gue. Gue juga enggak bisa membayangkan kalau gue yang jadi anak yatim atau gue yang mati duluan meninggalkan anak-anak gue alias anak gue jadi yatim. Ide gue menulis ini muncul setelah gue lihat kisah tukang bengkel di Yogya. Apalagi islam mengajarkan kita untuk mencintai anak yatim, dan banyak hadist nabi yang mengajarkan betapa istimewanya anak yatim.
Akhirul kata gue mohon maaf, yang benar datangnya dari Allah, kalau ada yang salah itu datangnya dari gue. Sampai jumpa di tulisan gue lainnya. Wassalamualaykum....
Comments
Post a Comment